Kuatkan Profil Pelajar Pancasila, YDSF dan KPI Lakukan Workshop di SDIT Al Ikhlas Mantren Magetan

0
92

KabarMagetan, Magetan – Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya bersama Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) melakukan workshop assessment diagnostik siswa dan project based learning di SDIT Al Ikhlas Mantren Kabupaten Magetan. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari rangkaian program sekolah pelopor kurikulum merdeka yang telah dilaksanakan sejak September lalu.
Kegiatan workshop berlangsung pada tanggal 15 sampai 17 November lalu. Workshop ini merupakan kegiatan tatap muka terakhir setelah adanya supervisi atau pendampingan pembelajaran pada tanggal 9 sampai 12 November lalu. Perwakilan dari Kualita Pendidikan Indonesia yang diwakili oleh Vevy menyampaikan “kegiatan workshop bertujuan untuk meng-upgrade ilmu diri masing-masing peserta khususnya guru SDIT Al Ikhlas Mantren untuk mencetak generasi muslim yang berkarakter dan menguatkan lembaga pendidikan Islam untuk menjadi lebih unggul.” 17/11/2022
Workshop asesmen diagnostik dan project based learning diikuti oleh 33 guru dari seluruh jenjang kelas. Pada saat workshop disampaikan pula materi terkait assessment diagnostik siswa, pembelajaran berbasis proyek dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Peserta juga diminta bekerja kelompok untuk membuat modul projek penguatan profil pelajar pancasila khususnya untuk kelas 1 dan 4 guna segera direalisasikan dalam waktu dekat.
Kepala sekolah SDIT Al ikhlas Mantren, Farista Nur Fikriana atau yang lebih akrab dipanggil Nina berharap teman-teman guru dapat mengembangkan potensinya dalam mendesain pembelajaran berbasis proyek yang bermakna serta menyenangkan untuk peserta didik. Selain daripada itu juga dapat mendesain kegiatan proyek dan membuat administrasi P5 dengan baik serta melibatkan masyarakat dan memberikan dampak penyelesaian masalah di lingkungan sekitar atau isu-isu yang sedang terjadi.
“Dalam workshop ini kami berharap teman-teman guru dapat melakukan asessmen diagnostik siswa dikelas masing-masing, dapat menerapkan pembelajaran berbasis proyek dan membuat modul P5. Tidak kalah pentingnya juga mampu mendesain serta mengevaluasi program yang sudah ada untuk lebih menekankan sisi-sisi keterlibatan dan kebermanfaatannya untuk masyarakat luas sehingga dari program-program unggulan kelas yang sudah ada dapat diperluas lagi jangkauan serta manfaatnya untuk pihak lain dan masyarakat sekitar.” pungkasnya. (Red).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here