Usaha Laundry Gunakan Biogas, Pemdes Sukowidi Kembangkan Kemandirian Energi Limb…

0
295

Usaha Laundry Gunakan Biogas, Pemdes Sukowidi Kembangkan Kemandirian Energi Limbah Kotoran Sapi

DISKOMINFO, Magetan – Keluarga Agus dan Nita, warga Desa Sukowidi, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan, kini senang, semringah. Istrinya yang membuka usaha laundry pun berjalan lancar.

Sebelumnya, usaha cucian ini, membutuhkan LPG 3 Kg untuk setrika uap. Namun, kini juga nyaris tidak ada pengeluaran rutin untuk membeli gas elpiji melon.

Hal ini setelah laundry yang dikelola sang istri menggunakan setrika uap dengan bahan bakar biogas. Bukan elpiji. “Saya kan mempunyai ternak sapi, kotorannya dijadikan biogas,” ujar Agus, Sabtu (26/03/2022).

Apa yang dilakukan keluarga Agus ini juga digalakkan beberapa masyarakat Sukowidi. Di mana, di desa ini, hampir tiap rumah memiliki ternak sapi. “Biogas ini memang solusi bagus. Dan, yang pasti irit karena nggak beli elpiji lagi,” terang Agus.

Tidak hanya setrika uap di usaha laundry, keluarga Agus ini juga menggunakan biogas untuk kebutuhan memasak sehari-hari. Termasuk, memasak air untuk campuran makanan hewan ternak. “Air matang yang dimasak dari biogas ini juga kami jual. Hasilnya lumayan bisa menambah pendapatan keluarga,” paparnya.

Menurut Sekretaris Desa Sukowidi, Yudo Santiko, pemerintah desa berusaha keras mendorong warganya agar memiliki kemandirian energi. “Cita-cita kami agar Sukowidi menjadi Kampung Biogas. Sehingga, kemandirian energi bisa terwujud,” ujar Yudo, Sabtu (26/03/2022).

Ia mengatakan, sebagian besar warga hidul dari bertani dan beternak. Sehingga, dapat memenuhi suplai kebutuhan pengisian kotoran ternak atau limbah untuk unit/kubah biogas ukuran 6-10 m3. “Biogas ini sumber energi alternatif yang ramah lingkungan,” terang Yudo mendampingi Kades Sukowidi, Suratman.

Menurut dia, kotoran sapi, awalnya menjadi masalah besar. Ini lantaran hanya dibuang atau ditumpuk di sekitar kandang. Kemudian, lambat laun mengalir ke selokan. Dan, menuju bantaran sungai ataupun sawah warga. “Bau dan kotor jadi biang penyakit. Dampaknya juga mencemari lingkungan.”(lanjut pada kolom komentar)

Sumber Berita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here