Pilihan hati tarian jemari dengan ruang kosong yang dipilih telah membawa Supriyoko, seorang guru Bahasa Daerah yang sehari-harinya mengajar di SMPN 1 Parang, Magetan mendapatkan Anugerah Sutasoma dari Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur tahun 2025.
Anugerah Sutasoma untuk pertama kali diketahu saat saat sedang melayat ke sahabat karibnya yang telah meninggal. Almarhum pernah mendapatkan anugerah tersebut pada tahun sebelumnya. Di tembok rumah duka, terpampang piagam Anugerah Sutasoma untuk sahabatnya yang baru meninggal tersebut.
Hal mengejutkan dan tidak pernah terpikirkan dalam hatinya adalah, dalam waktu yangtidak begitu lama setelah sepulangnya dari Takjiyah, justru dirinya yang mendapat pemberitahuan bahwa pada Bulan Oktober 2025 ini, dirinya tercantum sebagai guru yang berhak menerima piagam penghargaan bergengsi tersebut.

Supriyoko, seakan-akan tidak percaya saat menerima surat pemberitahuan yang berisi ucapan selamat dan undangan sebagai guru yang akan menerima Anugerah Sutasoma tingkat Provinsi Jawa Timur untuk kategori Guru Bahasa Daerah dan Sastra Daerah.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur Nomor 2115/15.8/BS.01.01/2025, Piagam Penghargaan Sutasoma tersebut diserahkan secara resmi pada Supriyoko pada Hari Rabu 15 Oktober 2025 di Gedung Tjut Nya Din Balai Bahasa Surabaya Jalan Gebang Putih No 10, Kecamatan Sukolilo Surabaya.
Supriyoko dilahir pada tanggal 25 Maret 1969. Lulus dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa (FPBS) IKIP Surabaya pada tahun 1993. Pada tahun 1994 sempat menjadi guru honorer di SMP Negeri 1 Parang. Selama empat tahun menjadi honorer, kemudian pada tahun 1998 mendapat Surat Pengangkatan sebagai guru Bahasa Jawa di SMP Negeri 1 Parang Kabupaten Magetan.
Sosok guru Bahasa Jawa ini yang berpostur jangkung ini ternyata mempunyai hobi yang bertolak belakang dengan pekerjaan sebagai guru Bahasa Jawa. Hobinya adalah sepak bola, dengan posisi penjaga gawang.
Mengaku baru mempunyai satu istri, yaitu Ibu Suharni, S.Pd yang sehari-harinya menjadi guru Bahasa Inggris di SMA 3 Magetan. Keluarga bahagia ini telah dianugerahi tiga anak, yaitu M. Rama Yohardhan Fitradhana, yang saat ini masih duduk di semester IX Jurusan Pendidikan dan Kepelatihan Olah Raga UNESA. Anak keduanya, Diva Ramadhan Niko Saputra, masih berada di semester I Jurusan Seni Musik Universitas Yogyakarta, dan anak terakhir, Bimareta Harya Saputra, masih duduk di kelas VI SDN 2 Plaosan.
Sudah ada beberapa buku yang dihasilkan oleh Supriyoko sampai hari ini. Di antaranya seperti Buku Panuntun Nyerat Jawi tahun 2010, Antologi Geguritan Nalika Lumuh Nganggur tahun 2013, tahun 2014. Kumpulan Cerita Cekak Thukul ing Lemah Nela, Antologi Puisi Potret, 2016. Paramarta, Trenggalek, Novel Nyempal Carang, 2018, Buku Menulis dan Membaca Aksara Jawa untuk SD Tahun 2018, Kumpulan cerita cekak Pucuk Angin Cemara Sewu Tahun 2018, Cathetan Saka Padesan terbit tahun 2019, dan Nylinthis pada tahun 2025.
Sebetulnya masih banyak buku-buku yang telah diterbitkannya bersama rekan guru lainnya dalam Buku Antologi yang tidak bisa disebutkan satu per satu mengingat begitu banyaknya. Sungguh Pak Supriyoko adalah sosok guru yang produktif dalam berliterasi.
Meskipun begitu, beliau merasa sedih karena dalam kenyataannya, masih banyak sekolah yang kekurangan guru Bahasa Jawa dan jugas murid menganggap Bahasa Jawa sebagai pelajaran yang “kurang penting” dibandingkan mata pelajaran lain. Siswa sering melihatnya hanya sebagai pelajaran lokal, bukan keterampilan yang berguna untuk masa depan.
Saat di rumah, di sekolah, saat di media sosial, siswa kini lebih sering berkomunikasi menggunakan bahasa gaul ala mereka, akibatnya, kemampuan berbahasa Jawa terutama unggah-ungguh basa semakin menurun. Buku teks Bahasa Jawa sering dianggap kaku dan kurang sesuai dengan dunia remaja masa kini. Siswa lebih tertarik pada konten yang interaktif, visual, kreatif, yang belum banyak tersedia dalam pembelajaran Bahasa Jawa.
Itu yang menjadi satu tantangan terberat bagi Pak Surpiyoko dan semua guru Bahasa Jawa di masa depan karena dirinya juga sebagai guru Bahasa Jawa di SMPN 1 Parang Magetan, juga tergabung dalam kelompok literasi Magetan selalu berusaha berinovasi dalam pembelajaran.
Anugerah Sutasoma merupakan adanya pengakuan atas dedikasi dari sosok guru Supriyoko dalam melestarikan bahasa dan budaya. Beliau berharap bahwa hal ini akan dapat dijadikan tuas pengungkit siswa terhadap penanaman nilai-nilai luhur Jawa melalui pembelajaran yang bermakna. Bahasa Jawa yang awalnya dianggap tidap penting, di masa depan akan bisa tertanam pada pola pikir bertumbuh anak didik agar menjadi bangga untuk menggunakannya dalam keseharian di rumah maupun di sekolah. (eaw-ss)
 
			