Persiapkan Generasi Penerus yang Sehat dan Berprestasi, Puskesmas Kawedanan memberikan Penyuluhan Kesehatan Reproduksi pada Remaja
Permasalahan remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi, sering kali berakar dari kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran.Banyak sekali hal-hal yang berkaitan dengan hal ini, mulai dari pemahaman mengenai perlunya pemeliharaan kebersihan alat reproduksi, pemahaman mengenai proses-proses reproduksi serta akibat dari perilaku yang tidak bertanggung jawab.Remaja harus bisa menghindari permasalahan-permasalahan seiring
dengan masa transisinya. Pernikahan awal, kehamilan remaja yang tidak diinginkan, dan kurangnya pendidikan mengenai kesehatan seksual dan reproduksi merupakan beberapa tantangan bagi para pemuda di Indonesia yang dapat berdampak di masa kini dan nanti.
Menyikapi hal tersebut diatas Puskesmas Kawedanan bekerjasama dengan MTsN 4 Magetan melaksananakan penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja pada hari Senin, 17 Juli 2023 di MTsN 4 Magetan dalam acara Masa Taaaruf Madrasah yang dihadiri oleh pihak Sekolah, siswa kelas 7 dan pengurus Osis.
Menurut dr. Renny Kurniawaty, Kepala Puskesmas Kawedanan selaku narasumber menyatakan Data Riskesdas menyampaikan persentase remaja yang pernah mendapatkan penyuluhan Kesehatan Reproduksi di Indonesia sebanyak 25.1%. Minimnya Pengetahuan Kespro remaja berdampak pada aktivitas seksual diantaranya 15.9% remaja pria dan 10.1% remaja putri di usia 18 tahun sudah pernah melakukan interaksi seksual, 771 dari 10.000 remaja putri usia 18-19 tahun pernah mengalami kehamilan. Hal itu juga membikin terjadinya pernikahan awal yang lanjut menerus akan menimbulkan akibat bagi bonus demografi suatu negara. Memandang dari masalah kesehatan reproduksi ini banyak melanda usia remaja, perlu adanya peningkatan pengetahuan dengan dilakukannya edukasi tentang kesehatan reproduksi agar intervensi dapat tepat sasaran, serta meningkatkan kesempatan usia produktif dalam meraih puncak bonus demografi tahun 2030 yang akan datang.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, sosial, tidak semata bebas penyakit dan cacat terkait dengan sistem, fungsi dan reproduksi. Dengan memahami kesehatan reproduksi, maka remaja akan mempunyai informasi yang betul mengenai proses reproduksi serta berbagai unsur yang ada di sekitarnya. Remaja akan mempunyai sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksinya. “Dan apabila terjadi permasalahan alat reproduksinya, remaja dapat melakukan berbagai pencegahan sedini mungkin,”
Jumlah remaja usia 10-24 tahun adalah sekeliling 64 juta atau 28,64% dari jumlah penduduk Indonesia maraknya pergaulan bebas di kalangan remaja akhir-akhir ini disebabkan karena unsur kurang nya pengetahuan remaja tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi. Edukasi kesehatan reproduksi bagi remaja merupakan hal yang krusial sebagai upaya menghindari seks bebas, penyebaran penyakit kelamin dan Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Berdasarkan penilaian penyuluhan tersebut pada dasarnya sebagian siswa pernah terpapar dengan informasi terkait masalah kesehatan reproduksi. Adapun siswa yang tetap mempunyai pengetahuan kurang tentang kesehatan reproduksi, belum mengetahui bahwa kesehatan reproduksi adalah hal yang sangat krusial untuk dipahami, terutama pada masa peralihan/remaja. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya strategi khusus untuk meningkatkan kesadaran dan perilaku siswa dengan pendampingan dan pemberian informasi yang tepat dari keluarga, sekolah dan pihak lain.