Kata Nadila, Jadi Petani Milenial, Siapa Takut – Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Magetan

0
72

Kata Nadila, Jadi Petani Milenial, Siapa Takut

Nadila Lutqi Wardani, petani milenial berusia 22 tahun asal Desa Bulak, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan didatangi Tim Penilai lomba Pemuda Pelopor Bidang Pangan dari Provinsi Jawa Timur, Senin (29/5/2023).

Sebagai kelanjutan atas lolosnya Nadila sebagai nominator 5 besar dalam lomba tersebut. Adapun prestasinya yakni berhasil mengembangkan sistem pembenihan padi keletek yang menggunakan pekarangan rumah sebagai letak tanamnya.

Menurut Nadila, dengan sistem tersebut bisa memangkas biaya dan masa bila dibanding memakai langkah manual di lahan persawahan. Sehingga kini sebagian besar masyarakat Desa Bulak telah beralih ke metode tersebut.

Selain itu, sistem keletek juga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Pasalnya, banyak penduduk Desa Bulak yang hingga kini telah melayani pesanan benih bagus dari dalam maupun luar daerah.

Penilaian lomba kali ini turut didampingi Camat Bendo, Hermin Supraptiwi, Kepala Desa Bulak, Khoirul Ikhsan serta personil golongan tani.

Usai diterima di Balai Desa Bulak, kemudian tim dari provinsi berbarengan rombongan menuju letak tanam milik penduduk yang juga ikut membudidayakan untuk melakukan penilaian.

Dengan lolosnya menjadi nominator, Nadila berharap potensi Desa Bulak dapat dikenal masyarakat luas. Bahkan lebih jauh para pemuda tidak enggan terjun ke dalam sektor pertanian.

“Saya mau mengembangkan bahwa Bulak ini punya suatu potensi untuk dapat dikenal masyarakat luas dan juga menarik minat pemuda dalam sektor pertanian,” ujarnya.

Sementara Kepala Desa Bulak, Khoirul Ikhsan, merasa bersyukur dengan lolosnya salah satu pemuda desanya dalam lomba tingkat provinsi.

“Alhamdulillah ini termasuk dalam 5 besar, mudah-mudahan dengan do’anya dapat ke tingkat nasional,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Camat Bendo, Hermin Supraptiwi, mengapresiasi pencapaian petani milenial tersebut. Ia berharap, ke depan dapat memberikan dampak multiplayer bagi masyarakat luas.

“Alhamdulillah dengan pemuda pelopor ini dapat mempelopori yang bekerja tidak harus berdasi. Tapi cukup pemberdayaan di desanya dengan menjadi petani-petani yang berhasil,” lanjut mantan Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Magetan ini.(Diskominfo / kontrib.dr / fa2 / IKP1)

Sumber berita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here