Tanpa Embel-Embel, Bakul Roti Bakar Jadi Carik Desa di Magetan

0
353
Tri saat bekerja melayani pembeli roti bakar

Suarakumandang.com, BERITA MAGETAN. Polemik menjadi seorang perangkat desa salah satunya sekretaris Desa atau biasa disebut Carik, harus membayar uang ratusan juta dan mempunyai koneksi orang dalam, tidak selamanya benar. Namun praktek jual beli perangkat desa hingga ratusan juta masih menjadi polemik di kalangan masyarakat pedesaan.

Tapi hal tersebut dibantah dengan hadirnya pemuda asal
Magetan yang terpilih menjadi carik tanpa melalui koneksi orang dalam maupun
uang suap. Hal ini dibuktikan dengan adanya ujian perangkat desa di Desa
Bedagung, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur Kamis  (15/04/2021)lalu.

Tanpa diduga seorang pemuda warga Kelurahan/Kecamatan
Panekan yang setiap harinya bekerja sebagai penjual roti bakar dikawasan
perempatan Panekan akhirnya terpilih menjadi carik Desa Bedagung yang berhasil
mengalahkan 16 pesaingnya.

Ia adalah Tri Nurhidayat (26), Tri mengaku sangat senang
impiannya menjadi sekretaris desa akhirnya terwujud.

Putra dari 3 bersaudara pasangan Waloyo Bendul (alm) dan
Suwarni mengaku tidak mengira jika dirinya terpilih menjadi carik dengan nilai
ujian memuaskan. ”Alhamdulilah mas, saya tidak mengira bisa menjadi carik,
awalnya niat saya itu berangkat hanya 
modal bismilah, modal nekad yakin dengan diri sendiri saja, tanpa ada
embel-embel apapun,” kata Tri. Jumat, (16/04/2021).

“Koneksi tidak, apalagi uang, sepeserpun tidak mas. Ya
lumprahnya uang untuk administrasi saja yang saya keluarkan, pokoknya bismilah
maju,” bangganya.

“Jadi dengan terpilihnya menjadi carik saya senang, bangga
dan terharu. Semua ini berkat doa keluarga, saudara teman-teman pemuda semua,”
ungkap Tri saat melayani pelanggan roti bakar miliknya.

Setelah terpilih menjadi carik, langkah awal Tri dengan
istrinya Lala wanita asal Ponorogo akan beradaptasi dahulu terhadap
pekerjaannya serta kepada masyarakat. “Untuk program, saya  akan memajukan Desa Bedagung sesuai
pengalaman yang saya peroleh, selain itu juga akan focus dalam kemajuan
pembangunan kepemudaan dulu, sebab saya dulu berangkat dari  organisasi pemuda,” terangnya.

Menurutnya, tongkat pergerakan pembangunan porosnya ada di
kepemudaan. ”Tapi juga tidak menutup kemungkinan peran orang tua juga penting,
karena untuk memberi pembinaan serta mereka yang lebih lama punya pengalaman,”
jelasnya.

Diceritakan sebelum terpilih menjadi carik, ia pemuda yang
aktif diorganisasi kepemudaan di Magetan. Mempunyai ide mendirikan usaha roti
bakar Malabar berawal setelah membaca peluang yang lagi nge-hits di kawasan
perempatan Panekan .

Dengan dibantu teman-teman yakni mas Alfi dan Mas Wandu
usaha yang ia didirkan semakin laris.

Tri juga menjelaskan, menurutnya usaha roti bakar merupakan makanan yang cocok untuk semua kalangan mulai dari anak-anak dewasa dan orang tua.

Meskipun ia terpilihnya sebagai carik, pemuda lulusan sarjana Hukum di salah satu universitas di Ponorogo ini akan tetap membuka usaha roti bakar yang sudah 6 bulan ia tekuni.

Jurnalis: Cahyo Nugroho.

Sumber Berita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here