Benarkah Puber Masa Penuh Bahaya?
Remaja pria membunuh lawan mainnya, Geng cewek membantai kawan sendiri, Anak SMP mencabuli anak SD, Seorang remaja bunuh diri mungkin itu sedikit dari berita yang pernah kita baca.
Masa Remaja adalah fase transisi dari anak-anak yg penuh keceriaan menuju masa dewasa yg penuh tekanan, upss maksudnya penuh pemikiran, ah sama saja lah ya. Remaja berada pada rentang usia 10-18 tahun menurut Kemenkes, yang ditandai dengan tanda – tanda pubertas.
Apa itu masa pubertas? Nah, ini sebuah ulasan yg cukup menarik lho. Pubertas adalah masa dimana perubahan yg terjadi pada remaja dikarekan pertumbuhan dan perkembangan terutama tanda-tanda seksualnya. Perubahan fisik yg dimulai dengan munculnya jerawat, perubahan bunyi hingga perubahan postur tubuh.
Pada perempuan mulai nampak pembesaran payudara, munculnya bulu pada ketiak dan area kemaluan dan dimulainya siklus mentruasi.
Sedangkan pada pria munculnya bulu selain di ketiak dan area kemaluan juga dapat memenuhi di dada, perut, tangan dan kaki. Pada pria juga terjadi perubahan ukuran dan kerja organ reproduksi mulai dari penis, testis dan skrotum. Karena perkembangan organ reproduksi itulah remaja pria mulai merasakan mimpi basah.
Selain perubahan secara fisik, remaja juga mengalami perubahan psikis, mental, kognitif dan sosial. Alamiah mereka cenderung lebih senang berkumpul dengan kawan sebaya daripada berbarengan keluarga. Pemilihan kawan atau komunitas inilah yang akan membawa pengaruh besar bagi pergaulan dan masa depan remaja.
Edukasi, pendampingan dan pembinaan secara integral dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan menuntun para remaja menjalani perubahan dirinya dan menemukan versi terbaik dari dirinya.
Tidak sedikit remaja yang belum memahami langkah merawat dan konsekuensi dari masa pubertas. langkah merawat organ reproduksi kadang tetap menjadi hal sepele yang tidak diketahui ilmunya. Hal ini akan berdampak panjang di masa depan. Selain itu, banyak yang tidak paham bahwa remaja yang pubertas secara seksual sudah dapat membuahi dan dapat hamil meskipun usia mereka tetap terlalu awal.
Gejolak mental yang mereka rasakan seperti mudah galau, baper dan sensitif serta dorongan untuk menyukai lawan jenis sering membawa mereka terjebak dalam pergaulan yang menjerumuskan. Tugas kita berbarengan mendampingi mereka untuk memahami, memilah dan memilih mana yang harus dilakukan dan mana yang harus di jauhi, tentunya dengan memperhatikan ego mereka yang belum konsisten.
Ajak mereka berdiskusi, bukan dengan menghakimi. Rangkul dan bimbing mereka dengan hati, bukan dengan emosi. Karena mereka sedang dipersimpangan jalan mencari jati diri. Ditangan merekalah kelak nasib bangsa ini akan ditentukan.
So, mereka akan menjadi remaja berprestasi atau menjadi remaja bermasalah, ada peran kita disana.
#ProjectP5
#MTsN4Magetan
#PuskesmasKawedanan