Ayo Santri Bantu Jaga Toleransi Untuk Kebesaran Negeri – Dinas Komunikasi dan Informatika Kab. Magetan

0
25

Ayo Santri Bantu Jaga Toleransi Untuk Kebesaran Negeri

” Santri Masa Kini, Beriman, Produktif dan Optimis” ,  jadi tajug lembaga Sosialisasi di Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan, Rabu ( 26 Juli 2023 ) .  Acara yang digelar sebagai hasil kerjasama Direktorat Informasi dan Komunikasi Politik Hukum dan Kemanan Kemenkominfo,  Teras Negeriku dan Pemerintah daerah Kabupaten Magetan diikuti oleh ratusan santriwan dari Pondok Al Fatah.  Hadir kan berbagai narasumber antara lain Prof Dr. Henri Subiakto, S.H, M.Si ( Guru Besar Ilmu Komunikasi Unair ), Ust. Syukur Akhiran dan Ust. Mulhi Bahil Husadad.

Dalam kesempatan ini Bupati selain berterimakasih kepada Pengeasuh Pondok karena Pondok Magetan dapat menjadi tempat menimba ilmu religi bagi santri yang besaral dari seluruh Indonesia bahkan juga sampai dari luar negeri, Bupati juga mengajak para santri,  ” Negeri yang kita cintai ini mari kita rawat berbarengan,  karena di Indonesia kita mujur dapat hidup dinegara yang  memberi ruang untuk menjadi apa yang dicita-citakan, termasuk cita-sita para santri, ini wajib disyukuri. “

Dinegara yang multi kultural ini, “Sudah selayaknya kita berterima kasih kasih kepada founding  father yang menyatukan berbagai perbedaan menjadi satu kesatuan. Mari kita jaga Indonesia, mari kita jaga magetan agar kita dapat mewujudkan cita-cita para founding father untuk menjadi bangsa yang besar berbarengan-sama.” lanjut Bupati dalam acara yang digelar di  Aula pondok pesantren terbesar di Asia Tenggara itu.

Dikesempatan yang sama ahli komunikasi dari Unair Prof Dr. Henri Subiakto, S.H, M.S menyatakan “Pentingnya komunikasi untuk memberi pemahaman bahwa Indonesia adalah milik kita berbarengan, jadi ini tidak hanya tanggung jawab dari pemerintah saja, bahwa dianeka keragaman bangsa perlu toleransi,”Ungkap Henry

” Indonesia yang dulunya berasal dari 112 kesultanan dan kerajaan yang disatukan menjadi 1 negara dengan Pancasila. Menyatu  menjadi Indonesia yang beragam yang menghormati orang lain, dalam bingkai toleransi. Hidup mejadi damai kalau tidak saling memaksa, karena beda itu memang ada” pungkas Prof Henry.(Diskominfo / pb.fa2 / dok.wan / fa2 / IKP1)

Sumber berita

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here