Amanda Dewi Dalang Putri, Dari Bumi Mageti, Di Mbulan Ndadari
Alunan langgam kerawitan jawa dari group Gandang Ki Magetan awali Pagelaran Mbulan Ndadari Episode 15, geber wayang berwarna putih dengan variasi hitam lengkung-lengkung memanjang, dikanan kiri terpajang rapi kumpulan wayang yang siap dimainkan di Pendopo Surya Graha, Jumat, ( 15/9/2023).
Seiring malam yang berjalan geber itupun diisi oleh fragmen wayang kulit dengan lakon “Bimo Suci” yang dibawakan oleh dua dalang muda, Amanda Mutiara Kusuma Dewi dari SMAN 1 Maospati dan Abimanyu Lufti SMP 1 Magetan. Yang meskipun diusianya yang tetap muda tetapi mereka begitu piawai memainkan wayang kulit sembari bercerita.
“Bangga dapat mendalang disaksikan penduduk Magetan dan bapak Bupati” ungkap amanda ketika diwawancarai sebelum dimulainnya acara.
“Pedalangan punya ciri khas yang aneh, wayang kulitnya juga aneh”, dalih inilah yang kemudian membikin Amanda tertarik untuk mendalami seni pedalangan. Lebih lanjut “Ada harapan agar generasi muda dapat melestarikan budaya, budaya jawa khususnya”, ujar siswa kelas 11 SMAN 1 Maospati ketika menyikapi keberadaan budaya jawa yang sudah mulai tergerus kini.
Kepala Arpus, Suhardi dalam sambutannya menyatakan, “Bulan ndadari sebagai gla diintan bagi anak-anak yang akan berlaga diajang kompetisi tingkat propinsi , hingga di tahun 2022 dapat meraih juara satu di lomba bertutur tingkat propinsi” jelasnya. Selain itu sebagai sarana hiburan rakyat dimana gerbang pendopo dibuka, sehingga masyarakat biasa dapat menyaksikan dan menikmati hiburan tradisional yang digelar disana, tambahnya. Suhardi lalu menjelaskan “Ini krusial untuk memupuk spirit dalam melestarikan kesenian daerah Magetan, sekaligus sebagai ajang unjuk kreatifitas bagi anak-anak sekolah”.
Dikesempatan yang sama, Bupati Suprawoto menyatakan “Yang tampil di Mbulan Ndadari akan terekam karyanya, di dunia maya bagus itu di youtube dan lainnya”. Bupati kemudian berpesan kepada anak-anak, untuk jangan hanya jadi pasar dari produk, hanya menjadi pengupload karya orang lain, anak anak harus dapat membikin sejarahkan sendiri, dan pemerintah menyediakan ekosistemnya, dan hal bagus ini tentunya bagus untuk diteruskan “.
Dikesempatan ini pula dilaksanakan penyerahan hadiah dan piagam penghargaan kepada tokoh nara sumber kearifan lokal kerajinan bambu, kerajinan kulit, lomba menulis artikel, serta penghargaan kepada pemustaka dan volunteer.(Diskominfo / fa2 / IKP1)